Wednesday, September 7, 2011

Tangisan dan Kata

Menangis di sudut sebuah hati bersama kata-kata yang menjadikan kehidupan begitu bermakna. Yaa... Tak perlu aku bermunafik bahwa kata yang terucap adalah kataku. Kata milikku yang tertumpahkan angin.

Jadi, mengapa kau harus peduli? Kata masih menemani bukan? Bersama tangisan-tangisan tak dikenal yang muncul saat aku berpaling. Sebuah gerakan wajah yang hanya menyisakan selang detik dalam tangisan itu.

Dan hancurlah kata itu. Sebuah tangisan yang kurang ajar, tangisan yang kudengar dari sebuah sudut hati, tangisan yang tak kuketahui, tangisan yang datang dengan begitu menjadi-jadi dan menjadikan asa dan kata menjadi sebuah permainan kecil ketika aku sendiri.

Jadi, apa kau mengerti? Kataku itu hanya sebuah kebodohan dalam tangisan yang mendera tajam. Menjadi sebuah pisau kecil yang begitu tajam. Apa kau mengerti?

No comments:

Post a Comment