Thursday, September 25, 2014

Saya ini Manusia Pengecut

Saya adalah seseorang yang pengecut.. Dengan besar hati, saya mengakui hal tersebut. Tidak.. Bukan berarti saya bangga, saya hanya menerima sifat pengecut itu sebagai bagian dari diri saya. Dan tidak.. Bukan berarti saya tidak berusaha merubah sifat tersebut, saya hanya ingin mengakuinya agar lebih mudah untuk mengurangi sifat itu.

Saya adalah seseorang yang pengecut saat menghadapi masalah. Kenapa? Karena jika saya sedang memendam masalah dan banyak pikiran, saya akan menghindari keramaian dengan alasan untuk mencari ketenangan. Memang tidak ada yang salah dengan hal tersebut. Yang salah dari sikap saya adalah, disaat seperti itu saya akan mengabaikan seluruh tanggung jawab yang sedang saya pikul sehingga orang-orang menjadi kelimpungan mencari saya. Dan ketika saya hendak kembali pada tanggung jawab, disaat seperti itulah kepengecutan saya dapat terlihat dengan jelas.

Saya selalu takut kembali pada tanggung jawab yang saya emabn setelah saya pergi menghilang. Aneh? Memang.. Tapi, jujur saja, saya selalu takut dengan pandangan sinis seseorang. Daripada saya mendapatkan pandangan sinis itu, lebih baik saya tidak perlu muncul sama sekali.
Dalam fase mencoba kembali tersebut, kadang saya cukup beruntung karena mendapatkan seseorang yang bisa kembali merangkul saya. Karena dengan begitu, akan lebih mudah bagi saya untuk memperbaiki semua kegagalan dan kesalahan saya. Saya akan langsung mengebut untuk mencapai tujuan yang sempat tertinggal.

Namun, tak jarang saya mendapatkan perkumpulan yang tidak begitu lihai untuk kembali merangkul saya (termasuk ketua perkumpulan tersebut) *note:saya sengaja menggunakan kata perkumpulan yang -saya anggap- mewakili kata organisasi, kepantiaan, ataupun sekumpulan orang-orang* Dengan kondisi seperti ini, biasanya saya jarang bisa kembali sepenuhnya. Partisipasi yang saya lakukan pada perkumpulan tersebut menjadi hanya sebatas melakukan apa yang harus saya lakukan.

Sejujurnya, di perkumpulan seperti inilah saya takut mendapatkan pandangan sinis. Saya takut jika ada yang merasa bahwa saya sudah tidak begitu diperlukan dalam perkumpulan karena sudah lama menghilang. Bahkan perkataan sederhana seperti, “Kemana aja atuh, Ndri?” (apalagi dengan nada bercanda yang sinis) dapat membuat saya kembali under pressure dan berpikir, “apa benar keputusan saya untuk kembali lagi?” Konyol? Memang… But, hey!! I’m just a human and I can’t read exactly what your mind is!!?

Di saat seperti itu, saya menjadi Indri yang penakut dan terlalu senditif. Saya menjadi seseorang yang selalu berpikiran negatif! Saya terlalu pengecut untuk menghadapi rasa takut saya.

Oh.. What the hell!! Saya mencoba untuk berubah dan menembus batas kepengecutan saya! Tapi itu semua seakan sudah menjadi habit dan membuat semuanya kembali seperti siklus yang tidak pernah berhenti! Saya butuh lingkungan sekitar untuk membantu mendobrak diri saya agar tidak terus berlari dari masalah dan ketakutan!

Dulu mungkin saya akan mencari pembenaran dari sikap-sikap yang saya lakukan, tapi sekarang saya hanya merasa bahwa saya harus berubah! Saya lelah hidup dalam ketakutan. Karena itu saya membuat postingan ini. Membantu saya mengakui seperti apakekurangan dan kelemahan saya. Membantu saya menerima seperti apa adanya saya. Membantu saya untuk tidak peduli jika ada yang menyepelekan sikap saya yang pengecut ini. Karena ini tentang saya dan hidup saya. Saya yang akan berubah dan memperbaikinya!

No comments:

Post a Comment