Thursday, March 31, 2011

Sebuah Hari (karena kalian kawan)

Hm... Saat ini saya ingin bercerita tentang sebuah hari yang saya lalui. Sebuah hari yang terjadi pada hari kedua ujian pra UN yang diadakan oleh sekolah saya. Hari itu saya sedang merasa agak tidak enak badan. Memang sih sehari sebelumnya sudah ada gejala-gejala saya akan sakit. Dan pada hari itu, ketika saya bangun di pagi hari, gejala pilek akan menyerang datang. Kerongkongan saya terasa sakit.

Hal ini sangat berpengaruh terhadap kondisi fisik saya. Sebelum, ketika dan setelah melaksanakan ujian pra UN, saya merasa sangat lemas serta malas untuk berbicara. Ketika waktunya istirahat pun saya tidak berbaur dengan teman-teman saya dan memilih untuk diam menyendiri dan mempelajari materi untuk pelajaran yang akan di ujikan selanjutnya. Bahkan teman-teman yang senang memperolok saya (karena saya orangnya cuek dan tidak gampang marah, akhirnya saya selalu jadi objek di kelas. Tapi, itu memang bukan masalah, saya tahu mereka semua hanya bercanda :D ) hanya saya balas dengan diam dan sesekali tersenyum.

Dan inilah saat hariku dimulai. Ketika istirahat pertama dan aku sedang membaca materi untuk pra UN, seorang temanku mendekati dan bertanya,
N : "Indri, kamu kenapa?"
I : "nggak apa-apa kok."
N : "aku tahu! pasti lagi bad mood ya?! Lagi nggak pengen di ganggu?"
I : "nggak kok. Cuma lagi agak nggak enak badan."
N : "oh.. pantesan diem aja. Cepet sembuh ndri! masa calon dokter sakit!?" katanya sambil mengepalkan tangan seperti setiap aku menyemangati teman-temanku. Dan aku hanya tersenyum.

Ketika istirahat kedua, sekolahku selalu mengadakan shalat dzuhur berjamaah. Karena kebetulan saya sedang tidak shalat, saya pergi belakangan dengan kedua teman saya.yang juga sedang mendapatkan halangan dalam melaksanakan shalat. Mereka bertanya ada apa dengan saya karena seharian ini saya menjadi sangat pendiam. Saya hanya tersenyum dan menjawab, "nggak apa-apa kok."


Setelah selesai shalat, kami bertiga pergi ke kantin dan jajan. Lalu kami duduk di depan kelas bersama teman-teman kami yang lain. Baru saja saya duduk, salah seorang teman saya bertanya kepada saya, "iang, kamu kenapa? diem aja hari ini?" katanya. Kebetulan di samping saya ada N. Sebelum saya sempat menjawabnya, N menjawab pertanyaan itu. "Lagi sakit." Dan saya tertawa kecil. "Oh.. pantes diem aja," sahut teman saya yang bertanya itu.

Dan belum lama setelah pertanyaan itu, ada seorang teman saya yang mulai menjalankan aksinya untuk mengejek saya. Tapi, N langsung membela saya dengan berkata, "jangan gitu! si iang lagi sakit." dan teman yang tadi mengejek saya tampak mengerti. "indri lagi sakit?" dan kujawab, "ah... cuma nggak enak badan aja kok. Nggak usah di omong-omongin gitu." Dan tiba-tiba saya mendengar N berkata "Jangan kita indri gangguin sampe dia sembuh." Jujur, saya terharu mendengar kata-kata itu. Tak lama kemudian, bel berbunyi. Saya segera masuk kelas. Ketika saya akan duduk, teman saya yang duduk tepat di belakang saya bertanya,
F : "Indri, lagi nggak enak badan ya?"
I : "Tau darimana?"
F : "Ya kelihatanlah. Makanya, perhatikan sekeliling dong! Kalau dilihat dari wajahnya juga tuh udah kelihatan bgt!"
aku tersenyum sambil sedikit terkikik. F, teman yang paling gencar bertengkar denganku dan juga paling senang memperolokku ternyata memperhatikan keadaanku.

Tidak berhenti sampai di situ. Ketika pulang sekolah, saya berjalan menuju gerbang dengan seorang teman saya. Tanpa basa-basi ia bertanya, "iang, kamu lagi sakit ya?" saya mengangguk dan berkata, "iya"

Itulah penggalan dari sebuah hari untuk saya. Sebuah hari yang begitu mengesankan di hati saya. Saya benar-benar merasa terharu dan saya merasa menjadi seseorang. Ya. Saya merasa diperhatikan dan disayangi sekaligus dilindungi dan dijaga oleh teman-teman saya. Tidak ada kata yang lebih ingin kuucapkan di artikel kali ini selain : THANK'S MY FRIENDS! LOVE U EVER!

NB: untuk yang membaca artikel ini mungkin sedikit kebingungan dengan kata-kata yang saya susun. Saya mohon maaf untuk hal tersebut. Karena apa yang saya tuliskan di sini mengalir begitu saja dari pikiran saya. Tapi, terima kasih telah bersedia membaca artikel ini

No comments:

Post a Comment