Sunday, March 6, 2011

Sebuah Dunia yg Penuh Dengan Kepalsuan

Terasakah? Itulah yang kurasakan. Tertawa tanpa ada orang yang mendengar, bersedih tanpa ada yang melihat. Jadi kupakai sebuah topeng yang memperlihatkan wajah senang ketika aku tidak menyukainya, yang membuatku tampak bahagia ketika aku tidak merasakannya. Dan semakin lama, sebuah topeng menjelma menjadi wajah.

Ya. Sebuah wajah yang menjijikkan karena aku tidak pernah lagi bercermin dan berkata, "Hei! inilah aku!". Tapi yang kulakukan ketika menatap cermin hanyalah terdiam lalu berlalu dari hadapan cermin itu. Dan kembali pada sekumpulan orang yang memuja berbagai hal yang munafik!

Dan ketika kubuka sedikit kedok yang kupakai, orang-orang akan menatapku heran. Tanpa berkata mereka menjauhi sebuah badan yang penuh dengan kejujuran dan tertawa ketika ia menginginkannya serta menangis ketika tiada orang meneteskan air mata lalu ia akan berkata, "Inilah aku! Lihatlah aku!"

Dan tahukah kalian? Aku itu sangat banyak! Mereka yang terpaku pada sebuah dunia yang menuntut mereka untuk mengenakan topeng, dunia yang munafik, dunia yang penuh dengan kepalsuan!

Jadi, mengapa kita tak hanya tersenyum lalu menertawakan dunia ini? Berkata TIDAK! ketika kita tidak menginginkannya, berkata IYA! ketika kita menyukainya, Berkata JANGAN! ketika hal yang tak kita inginkan dimulai, berkata TENTU! ketika kita menginginkannya. Dan tertawa sekeras-kerasnya ketika semua orang menatap kita dan menganggap bahwa kita adlah orang bodoh yang terjebak pada sebuah dunia.

Lalu, mengapa kita harus terjebak pada arus kehidupan yang sama dengan para pengena topeng itu?

No comments:

Post a Comment