Saturday, March 6, 2010

Crying in The Rain

Dan aku menangis seiring dengan hujan yang membasahi tubuhku dan meluluhlantakan pikiranku. Aku terdiam dalam tangis diiringi irama hujan yang tak kunjung berhenti.
Aku kembali berjalan ditemani oleh aliran tangis yang bersatu dengan hujan. Berjalan di jalan setapak yang aku sendiri tak tahu di mana ujung dari jalan ini. Mungkin aku akan berhenti sejenak untuk melepas lelah. Tapi aku tak kunjung menemukan ujung jalan tersebut dan aku sadar aku tak dapat berhenti. Tidak sekarang! Karena aku harus menemukan semua kepingan hatiku yang terlanjur hilang ditelan tangisan dan hujan.
Tangisanku dan hujan...
Bagaikan dua lembar kertas yang bersatu dengan lem. Dan mereka selalu berhasil untuk meluluhlantakan perasaanku.
Tapi aku tak peduli. Aku senang menangis dalam hujan hingga hatiku hancur berantakan. Sehingga ketika aku mengangkat kepalaku, tak akan ada yang menanyakan, "mengapa kau menangis?" dan aku hanya aakan menggeleng. Tak akan ada yang tahu bahwa aku telah menangis dalam hujan.
Dan aku tak peduli meski hatiku hancur berantakan. Karena itu hanya akan membuatkku menangis lebih keras dan aku akan kembali berjalan pada jalan setapak yang tak kukenal meski aku telah melewati jalan itu berkali2 dalam hidupku. Dan aku akan kembali mengumpulkan kepingan hatiku di jalan itu.

No comments:

Post a Comment