Selalu seperti ini. Perubahan hanya menjadi sebuah kata yang tidak pernah memiliki makna. Lalu apa? Hanya diam yang tersisa. Hanya diam yang kumiliki. Kenapa? Karena aku hanya bisa terdiam. Menanggung semua beban yang dihembuskan angin melewati punggungku. Jadi apa? Permainan? Bukan! Ini sebuah hal nyata yang tak pernah disadari.
Dan dedaunan yg berjatuhan itu hanya akan melewatiku. Bukan karena aku menangis. Bukan karena aku terpana dan termenung. Itu karena aku mati dalam setiap ombak yang berdebur. Aku hilang karena kehidupan yang menjadi, bukan kejam, hanya menyiksa hati yang begitu murni. Ya. Aku terdiam
Aku terdiam. Bukan karena aku ingin! Hujanpun hanya terdiam saat menatapku tanpa tangisan. Pepohonan melambaikan dahannya padaku karena melihatku terdiam. Tidak. Itu hanya fatamorgana yang ditampilkan melalui sebuah rasa yang dicerminkan ke kepalaku. Membuatku menangis? Tidak! Hancur? Entahlah..
Aku terdiam. Bukan karena aku ingin! Hujanpun hanya terdiam saat menatapku tanpa tangisan. Pepohonan melambaikan dahannya padaku karena melihatku terdiam. Tidak. Itu hanya fatamorgana yang ditampilkan melalui sebuah rasa yang dicerminkan ke kepalaku. Membuatku menangis? Tidak! Hancur? Entahlah..
there's somtehing in everybody's eyes that can't be spoken with their mouth
Galau yeuh...
ReplyDelete:p
teuing. keur galau sababaraha poe ka tukang teh. pangpangna mah ti poe senen galau puncakna. hahahaha....
ReplyDeletetapi, da urang mah jagoan. I can stand it!! :D
ass... waaahh keren lah
ReplyDeletehati emg ga bsa diliad tapi bisa dirasain .
ReplyDeletecheck my blog ya : http://amadeblog.blogspot.com
@Kg. zIe cHu'n: wa'alaikumslm. makasih bnyk :D
ReplyDelete@hanif satrio: bener bgt :) siip! nanti saya blogwalking ya :D